cover
Contact Name
Kusairi
Contact Email
kusairi@uin-malang.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
neutrino@uin-malang.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Neutrino
ISSN : 19796374     EISSN : 24605999     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal NEUTRINO (ISSN:1979-6374 / EISSN:2460-5999) adalah jurnal fisika yang dikelola dan diterbitkan oleh Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Jurnal NEUTRINO ini menjadi media bagi para akademisi dan praktisi untuk mengembangkan bidang fisika dan aplikasinya. Disamping itu Jurnal NEUTRINO bisa dijadikan sebagai media komunikasi ilmiah antar fisikawan baik di Indonesia juga seluruh dunia. Jurnal NEUTRINO memuat kajian-kajian fisika baik kajian teoritik, hasil eksperimen dan aplikasinya seperti fisika material, instrumentasi, komputasi, biofisika, fisika medis, fisika lingkungan, fisika teori, fisika nuklir, geofisika, elektronika, optika dan energi terbarukan. Jurnal NEUTRINO terbit 2 (dua) kali dalam setahun (April dan Oktober).
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1" : 9 Documents clear
PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR Agustina, Emmilia
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.166 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1620

Abstract

Kayu putih (Melaleuca leucadendron L) merupakan tumbuhan perdu yang  mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Daun kayu putih ini mengandung  senyawa  kimia,  antara  lain:  sineol,  melaleucin,   minyak  atsiri  yang  terdiri  dari terpineol, cineol dan lignin. Alkohol merupakan  senyawa organik yang memiliki  gugus hidroksil (R-OH)  yang  terikat  pada  atom  karbon, yang  atom  karbon  itu sendiri  terikat  pada  atom  hidrogen dan/atau atom  karbon lain. Berdasarkan latar belakang, penelitian dilakukan dengan tujuan  untuk: (1) Mengetahui pengaruh medan listrik luar terhadap sudut putar polarisasi cahaya pada alkohol dan minyak kayu putih, (2) Mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi terhadap sudut putar polarisasi cahaya  pada  alkohol  dan  minyak  kayu  putih,  (3)  Mengetahui  pengaruh  medan  listrik  luar  dan perubahan konsentrasi terhadap sudut putar polarisasi cahaya pada alkohol dan minyak kayu putih. Penelitian ini mengkaji sifat optis non linear dari alkohol dan minyak kayu putih dengan berbagai konsentrasi dalam medan listrik luar. Perilaku optis yang dikaji adalah pemutaran arah getar medan listrik dari berkas cahaya  yang ditransmisikan karena pengaruh medan listrik luar dengan nilai 1,6 KV/m, 3,1 KV/m, 4,5 KV/m, 4,9 KV/m, 9,2 KV/m, 10,2 KV/m, 13,8 KV/m, 16,4 KV/m, dan 19,7 KV/m  pada  alkohol  dan  minyak  kayu  putih.  Data  yang  diperoleh  dari  penelitian  ini  dianalisis dengan cara memplot ke dalam grafik. Dari hasil eksperimen diperoleh hasil bahwa perubahan sudut putar  polarisasi  cahaya  berbanding  lurus  dengan  perubahan  konsentrasi  dan  medan  listrik  yang mengenai bahan. Perubahan sudut putar polarisasi cahaya pada  alkohol lebih besar dibandingkan dengan minyak kayu putih. Semakin besar sudut putarnya, maka semakin murni bahan tersebut.Kata Kunci: Medan Listrik, Polarisasi, Minyak Kayu Putih, Kemurnian
PENDUGAAN BIDANG GELINCIR TANAH LONGSOR BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK METODE TAHANAN JENIS (Studi Kasus Daerah Lereng Kampus II UIN Maulana Malik Ibrahim Kec. Junrejo, Batu-Malang) Rusli, Latifatul Jannah, Abdul Basid, M.Si,
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.637 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1621

Abstract

Rencana pembangunan kampus II UIN di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo, Batu-Malang mengharuskan pihak UIN untuk menata lahan agar sumber daya lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara  optimal.  Dalam  penataan  lahan  tersebut  haruslah  dilakukan  eksplorasi  dangkal  terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi tentang  kondisi tanah, yang meliputi lapisan tanah, struktur tanah, sifat tanah, kedalaman batuan dasar, kestabilan tanah serta gejala-gejala gerakan tanah yang mungkin terjadi seperti longsor. Longsor merupakan salah satu bencana geologi yang terjadi tidak hanya  karena  kondisi  geologi  yang  mendukung  tapi  juga  sering  dipicu  oleh  aktifitas  manusia. Dengan kondisi tanah kampus II UIN yang berupa lereng yang memungkinkan terjadinya  longsor maka perlu dilakukan tindakan preventif dengan melakukan ekplorasi dangkal  agar  tidak sampai merugikan pihak kampus.Penelitian ini menggunakan instrumen geolistrik dengan metode tahanan jenis konfigurasi wenner, dan dengan prosesing data menggunakan program Res2Dinv dengan hasil berupa citra penampang resistivitas dua dimensi dan program IPI2Win dengan hasil berupa  kurva  matching beserta tabel nilai resistivitas, kedalaman dan ketebalan lapisan.Penelitian ini terdiri dari dua lintasan, pada lintasan pertama dengan letak astronomi 12, 32’ 42,3 BT dan 07, 55’ 14,1” LS sampai 112, 32’ 42” BT dan 07, 55’ 05,4” LS tidak ditemukan bidang gelincir, diperkirakan  mempunyai  lima  lapisan  batuan,  dari  lapisan  paling  atas  ke  bawah  berturut-turut ditafsirkan sebagai batu pasir agak kasar, batu pasir keras, batu pasir tufaan kasar, kerikil dan batu pasir breksil padu. Sedangkan pada lintasan kedua yang terletak pada 112, 32’ 34” BT dan 07, 55’7,9”  LS sampai  112,  30’  07”  BT  dan  07,  55’  15,5”  LS  dan  merupakan  daerah  jurang  dengan kemiringan  20°  dan  kedalaman  jurang  40  meter  terdapat  bidang  gelincir  yang  memungkinkan terjadinya longsoran lokal,  diperkirakan  mempunyai  lima lapisan batuan,  lapisan paling atas  ke bawah berturut-turut ditafsirkan sebagai batu pasir agak kasar, batu pasir yang keras, batu lempung pasiran,  pasir  breksil  dan  batu  pasir  breksil  padu,  dimana  lapisan  ketiga  adalah  lapisan  yang berperan sebagai bidang gelincir.Kata kunci: Bidang gelincir, Geolistrik, metode tahanan jenis, Tanah Kampus II UIN  MaulanaMalik Ibrahim Malang
KARAKTERISASI CANGKANG KERANG MENGGUNAKAN XRD DAN X RAY PHYSICS BASIC UNIT Erna Hastuti, Menik Sri Wahyuni,
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.982 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1622

Abstract

Cangkang kerang jenis Anadara Granosa merupakan bahan keramik yang  termasuk ke dalam jenis zat padat kristal. Sebagai langkah awal dilakukan penelitian dengan sampel cangkang kerang (CaCO3)  yaitu melakukan karakterisasi menggunakan dua  alat yang berbeda yaitu X Ray Diffraction (XRD) dan X Ray Physics Basic Unit, ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kedua alat tersebut. Dalam karakterisasi cangkang kerang (CaCO3) menggunakan X–Ray Diffraction dan X – Ray Physics Basic  Unit  tahapan – tahapannya antara lain: (1) cangkang kerang dicuci dengan alkohol  dan  gelombang ultrasonik, (2)  penghalusan secara  manual  dan  ball  milling,  (3) Karakterisasi menggunakan XRD dan X-Ray Physics Basic Unit, (4) Pengamatan serbuk cangkang kerang  menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM) dan mikroskop inverted, (5) analisa.Dari hasil karakterisasi menggunakan XRD diketahui strukturnya adalah ortorombik, dengan nilai parameter kisi a 4.96630,  b 7.95950, c 5.75030, sedangkan untuk nilai Rp, Rwp, Rexp, RB   dan GOF masih  belum  didapatkan  hasil  yang  baik,  hal  ini disebabkan  cangkang kerang  merupakan bahan alam yangbersifat heterogen. ini dapat dilihat dari hasil foto TEM yang masih kurang jelas. Sedangkan hasil difraksi sinar x menggunakan X-Ray Physics Basic Unit tidak didapatkan puncak yang jelas, namun dapat dihitung energi tertinggi pada sudut 18o    yaitu 2,006.10-6    d -1  dan  energi terendah pada sudut 58o   sebesar 1,171.10-6   d -1. Dan dari pengamatan dengan mikroskop inverted didapatkan ukuran butir sampel antara 1.28 sampai 0.85  µF .
IDENTIFIKASI PENYAKIT TYPHUS DENGAN ANALISIS CITRA DARAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Sholihah, Nur Baiti
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1623

Abstract

Darah  yang  mengalir  dalam  tubuh  mempunyai  kemampuan  dalam   mendeteksi penyakit dengan bantuan citra. Cara mengidentifikasi citra darah pada  penderita typhus dilihat dari  perbedaan  Eritrosit  pada  penderita  typus  dan  normal,   perbedaan  ini  terjadi  akibat penyerangan virus Salmoneta Thyphosa. Pemeriksaan  darah tepi adalah cara sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran  jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia) jumlah limfosis yang meningkat eosinofilia. Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit pendarahan usus atau perforasi, leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi. LED (Laju Endap darah) Meningkat dan jumlah trombosit normal atau turun . Hal ini sesuai dengan pengolahan citra yang dipisah warna, dihistrogram dan dicari nilai pixel warna . Dilihat dari nilai pixel darah typhus  lebih kecil pada penderita typus.Penelitian  ini  dilakukan  di  laboratorium  Fisika  komputasi  Universitas  Islam  Negeri  (UIN) Maulana  Malik  Ibrahim  Malang  pada  tanggal  15  Juli  sampai  dengan  30  September  2010. Tahapan penelitian dibagi 2 yaitu tahapan pengolahan citra dan tahapan metode jaringan syaraf tiruan. Pada tahap pengolahan citra menggunakan pre-processing dan nilai piksel warna merah kuning dan biru. Data  hasil pengolahan  citra digunakan sebagai input jaringan syaraf tiruan. Jaringan  syaraf  tiruan  yang  digunakan  dengan  algoritma  Backpropagation.  Proses  jaringan syaraf  tiruan  menggunakan  jumlah  neuron  5,  15,  25,  35,  45  dan  55  untuk  mengetahui  ke akuratan jaringan mengenali data yang diujikan.Kata Kunci: Typhus, Nilai Pixel Warna RGB , Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
ANALISIS KARAKTERISTIK PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS OLI MENGGUNAKAN ROTARY VISCOMETER Erika Rani, Hardiyatul Maulida,
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.226 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1624

Abstract

Pada zat cair, ukuran partikel menentukan tingkat kekentalan (viskositas) dari cairan itu sendiri.  Perbedaan  viskositas  pada  zat  cair  menunjukkan  fungsi  zat  cair  tersebut.  Contohnya viskositas air lebih rendah dari pada oli, hal itu menyebabkan air dapat dikonsumsi dan oli tidak. Masing-masing oli juga mempunyai viskositas berbeda  sesuai dengan fungsi oli dan mesin yang digunakan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui oli yang viskositasnya lebih cepat menurun pada saat suhu yang  diberikan semakin tinggi, serta mengetahui oli yang baik menurut peneltian tersebut.  Hasil  yang didapatkan dari  penelitian  pengaruh suhu terhadap viskositas  oli adalah persamaan eksponensial untuk oli bensin yaitu oli A (y = 1196.e-0.06x), oli B (y = 1169.e-0.06x), oli C (y = 919.7e-0.04x). Oli diesel yaitu oli D (y = 522.9e-0.05x), oli E (y = 1125.e-0.04x), dan oli F (y = 849.9e-0.04x). Sedangkan untuk oli samping yaitu oli G (y = 908.7e-0.05x), oli H (y = 653.8e-0.05x), dan oli I (y = 925.7e-0.06x). Berdasarkan grafik yang didapatkan dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa oli yang lebih cepat encer ketika dipanaskan hingga suhu 800C adalah oli B (untuk oli bensin), oli D (untuk oli Diesel), dan oli H (untuk oli samping). Adapun oli yang baik adalah oli C (untuk oli bensin), oli E (untuk oli diesel), dan oli G (untuk oli samping).
PENENTUAN NILAI KALOR DENGAN BAHAN BAKAR KAYU SESUDAH PENGARANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN NILAI POROSITAS ZAT PADAT Ahmad Abtokhi, Khilfatin Nabawiyah,
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.566 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1625

Abstract

Arang adalah suatu bahan padat yang berpori-pori dan merupakan hasil  pembakaran yang mengandung unsur C (karbon). Sebagian pori-porinya masih tertutup  dengan hidrokarbon, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari “fixed carbon”, abu, air, nitrogen, dan sulfur. Sifat-sifat penting kayu meliputi nilai kalor,  kadar  air, berat jenis (berhubungan dengan nilai densitas). Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara nilai kadar kalor yang terkandung di dalam arang  kayu dengan nilai densitasnya. Serta membandingkan dengan nilai kadar kalor pada kayu sebelum proses pengarangan.Hasil pengujian karakteristik arang kayu yang meliputi nilai kalor, kadar air, dan densitas adalah sebagai  berikut  : Besarnya  kadar  air  yang  terkandung pada  kayu  sono adalah 13,12  %,  kayu mahoni 13,37 %, kayu jati 14,44 %, kayu nangka 14,8 %, dan kayu waru 14,5 %. Besarnya nilai densitas yang dimiliki oleh tiap kayu yaitu pada arang kayu sono 0,86 x 103 kg/m3, arang kayu mahoni 0,23 x 103 kg/m3, arang kayu jati 0,26 x 103 kg/m3, kayu nangka 0,47 x 103 kg/m3, dan kayu waru 0,35 x 103 kg/m3. Dan besarnya nilai kalor untuk arang kayu sono 229,01 kal/gr, arang kayu mahoni 299,22 kal/gr, arang kayu jati  230,58 kal/gr, arang kayu nangka 242,9 kal/gr, dan kayu waru 242,2 kal/gr.Simpulan  dari  penelitian  ini  adalah  bahwa  nilai  densitas  kayu  bervariasi  pada  setiap  kayu. Besarnya nilai kalor  dipengaruhi oleh besarnya  kandungan air, suhu sekitar  pembakaran, nilai densitas yang dimiliki kayu serta alat dan bahan yang digunakan. Dengan massa yang sama bila semakin besar nilai densitas kayu, akan semakin kecil  ukuran volume dan semakin kecil juga energi kalor yang dihasilkan. Nilai densitas  pada  arang kayu mengalami penurunan massa awal dikarenakan terjadi proses pengarangan, sehingga tidak ada hubungan antara nilai kalor pada kayu sebelum dan sesudah pengarangan. Akan tetapi terdapat hubungan antara nilai densitas arang kayu dengan besarnya nilai kalor, yaitu bila semakin besar nilai densitas arang kayu, maka  semakin kecil nilai kalor yang dihasilkan.Kata Kunci: Kadar kalor, Kayu, Arang, Densitas
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENUNJUK ARAH SERTA DETEKSI JARAK BENDA UNTUK TUNANETRA DENGAN OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER Rahayu, Titik Muji
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.911 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1626

Abstract

Mata  adalah  salah  satu  organ  tubuh  manusia  yang  sangat  penting.  Mata  berfungsi mengenali pertama kali berbagai benda yang kita temui dengan melihatnya.  Namun tidak semua orang bisa  menggnakan  fungsi  mata  secara sempurna. Beberapa  orang  tidak bisa  menggunakan mata sebagaimana fungsinya. Hal ini salah satunya  disebabkan oleh kebutaan. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian  dilakukan  dengan tujuan untuk:  (1)  Untuk  menghasilkan  alat  yang dapat  mendeteksi  keberadaan  benda  di  depan  penderita  tunanetra  dengan  output  suara  berbasis mikrokontroler, dan (2) Untuk menghasilkan alat penunjuk arah mata angin bagi penderita tunanetra dengan output suara berbasis mikrokontroler.Data  yang  diperoleh  dari  penelitian  ini  dianalisis  dan  dicari  simpangannya.  Pada   perangkat penunjuk arah HM55B diperoleh simpangan rata-rata sebesar 3,65% dengan taraf ketelitian 96,35% dan  pada  perangkat  pendeteksi  jarak  benda  kesalahan  relatifnya  sebesar  1,92%  dengan  taraf ketelitan 98,08%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat tersebut dapat bekerja dengan baik.Kata Kunci: Mata Angin, Gelombang Bunyi, Kompas Modul HM55B, Sensor Ultrasonik D-Sonar, Mikrokontroler, ISD 2590
UNJUK KERJA CATU DAYA 12 VOLT 2A DENGAN PASS ELEMENT TRANSISTOR NPN DAN PNP Fathoni, Fathoni
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.607 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1627

Abstract

Transistor pelewat (pass element transistor) yang dipasang pada rangkain catu daya yang menggunakan IC regulator 3  terminal adalah untuk booster arus output. Ada dua cara pemasangan transistor  pelewat  yang  umum  digunakan,  yaitu  dengan  transistor  pnp  dan  npn.  Transistor  pnp dipasang dengan basis transistor yang terhubung pada input IC regulator sedangkan transistor npn dipasang dengan basis transistor yang terhubung pada output IC regulator.Untuk mengetahui unjuk kerja dari kedua cara tersebut, yaitu regulasi beban (load regulation) dan suhu heat sink komponen aktip, maka perlu dilakukan pengujian dengan  kondisi kerja yang sama dan pembebanan sampai batas maksimalnya. Pengujian dilakukan pada 2 buah catu daya 12 volt 2 A yang  berbeda  konfigurasi  transistor  pelewat-nya.  Pembebanan    bervariasi  dari  0,1  hingga  3  A. Perubahan arus beban dilakukan dengan rapat dan dengan selang waktu 1 menit.Hasil  pengujian menunjukkan  bahwa catu daya  yang menggunakan  transistor  pelewat  jenis pnp lebih bagus regulasi bebannya dibanding transistor npn, yaitu 0,827 % dibandinng 2,149 %. Saat kondisi hubung singkat, berlaku sebaliknya, yaitu suhu heat sink transistor npn serta IC regulatornya lebih baik dibanding transistor pnp serta IC regulatornya, yaitu 52 °C dan 47 °C   untuk transistor npn dan IC regulatornya dibanding 58°dan 63 °C untuk transistor pnp dan IC regulatornya.Kata kunci: Hubung-singkat, IC regulator, regulasi-beban, transistor-pelewat
PERANCANGAN DAN PEMBUATAB ALAT UKUR KADAR KROM DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM Mohammad Tirono, Tin Yunis Mahfudloh,
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 3 No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.876 KB) | DOI: 10.18860/neu.v0i0.1651

Abstract

Air adalah bahan yang berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Air steril dengan kandungan mineral yang cukup dan tidak terpolusi dapat berperan sebagai cairan yang menata keseimbangan tubuh. Apabila air yang dikosumsi manusia telah tercemar oleh sampah dan limbah industri yang mengandung zat-zat kimia/logam berat yang bersifat racun akan berbahaya Seperti kromium/krom dengan kode kimiawi Cr. Penelitian dilakukan untuk membuat alat ukur kadar krom dalam air dengan metode absorpsi dengan instrumen fotometri. Alat ukur kadar krom dalam air menggunakan prinsip spektroskopi serapan atom terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem optik dan sistem elektronik. Sistem optik terdiri dari lampu halogen, filter cahaya dengan panjang gelombang 520.4, kuvet dan sensor photodioda. Sedangkan sistem elektronik terdiri dari ADC 0804, MCU AT89S51 dan LCD.  Prinsip keja alat ini adalah cahaya polikromatis yang dipancarkan oleh lampu halogen akan melewati filter sehingga cahaya polikromatis akan bersifat monokromatis. Cahaya akan melewati air dengan kadar krom 0% untuk mereset reagen dan pelarut kemudian dideteksi oleh sensor sehingga menghasilkan data I0. Setelah dideteksi air  akan bergeser ke atas dan sensor bergeser kebelakang untuk mendeteksi sampel yang mempunyai kadar krom tertentu dan menghasilkan data I1. Di dalam sampel ini terjadi penyerapan intensitas cahaya oleh atom krom. Kemudian data I0 dan I1 akan diolah oleh MCU AT89S51 dan ditampilkan pada LCD. Sampel yang digunakan adalah larutan H2O dengan K2Cr2O7 sebanyak 10 sampel dengan variasi kadar 0%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, dan 5%. Larutan krom diperoleh dengan cara mengencerkan 10gr K2Cr2O7 dalam 100ml H2O sehingga didapatkan K2Cr2O7 10% sebagai larutan stok, selanjutnya untuk mendapatkan K2Cr2O7 dengan kadar tertentu, maka diambil dari larutan stok kemudian diencerkan sampai volume 25 ml sesuai dengan rumus M1 V1 =M 2 V2 Hasil pegujian pada sistem elektronik menunjukkan prosentase penyimpangan rata-rata untuk data I0 dan I1 masing-masing adalah sebesar 1,86% dan 2,67%.   Sedangkan hasil pengujian pada sistem keseluruhan menunjukkan prosentase kesalahan relatif rata-rata sebesar 4,83%. Kata kunci: Krom (Cr), Spektroskopi Serapan, Panjang Gelombang, Cahaya

Page 1 of 1 | Total Record : 9